09 September 2009

Riwayat Hadits Nabi dari Kitab Sunni dan Syi’ah

Pembaca pasti penasaran ingin tahu jumlah riwayat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallama dari kitab hadits utama Sunni dan Syi’ah, lietaratur mana yang lebih banyak memuat riwayat hadits dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallama? Sunni atau Syi’ah? Silahkan baca selengkapnya..

Sebelumnya ada baiknya kita membandingkan validitas kitab hadits Ahlussunnah dan Syi’ah menurut masing-masing kelompok, sekali lagi, menurut masing-masing kelompok, yaitu tingkat validitas kitab hadits Ahlussunnah menurut kacamata Ahlussunnah sendiri, begitu juga kitab hadits syi’ah menurut kacamata syi’ah sendiri. Ada empat kitab yang menjadi literatur utama hadits syi’ah, yaitu Al Kafi, Man La Yahdhuruhul Faqih, At Tahdzib dan Al Istibshar.

Sayyid Husein Bahrul Ulum –salah seorang ulama syi’ah- mengatakan: ijtihad dalam mazhab syi’ah bersumber dari empat kitab : Al Kafi, Man La Yahdhuruhul Faqih, At Tahdzib dan Al Istibshar, keempat kitab ini adalah kitab induk yang dijadikan pegangan sebagaimana enam kitab shahih bagi orang awam. Muqaddimah Talkhis Asy Syafi, -karya Syaikh Tha’ifah At Thusi- Husein Bahrul Ulum, hal 29.

Yang dimaksud dengan orang awam di sini adalah Ahlussunnah, ulama syi’ah terbiasa menganggap ahlussunnah sebagai kalangan awam. Sebagai catatan saja, Ahlussunnah hanya mengakui keshahihan hadits dua kitab saja, yaitu Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, sementara empat kitab lainnya tidak dianggap seluruh isinya Shahih, jadi nampak Husein Bahrul Ulum tidak begitu mengenal mazhab Ahlussunnah, jadi bisa kita maklumi.

Sementara ada sembilan kitab hadits yang dijadikan sumber bagi ajaran Ahlussunnah ; yaitu Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Nasa’i, Sunan Tirmidzi, Sunan Abu Dawud, Sunan Ibnu Majah, Muwatha’ Malik, Musnad Ahmad dan Sunan Darimi

Antara Shahih Bukhari, Muslim dan Al Kafi

Shahih Bukhari dan Muslim, seluruh hadits yang ada dalam kitab itu yang tersambung sanadnya adalah shahih, sedangkan Al Kafi, kebanyakan haditsnya adalah dhaif. Menurut pengakuan Fakhruddin At Tharihi ada 9.845 hadits yang dhaif dalam kitab Al Kafi, dari jumlah 16.119 hadits Al Kafi.

Sedangkan mayoritas hadits dalam Al Kafi adalah Ahad yang tidak dapat dijadikan pegangan dalam masalah akidah –menurut syi’ah sendiri-.

Seluruh agama dan sekte yang ada bangga dengan validitas (baca keshahihan) kitab literatur mereka dan mereka, kecuali syi’ah, yang merupakan satu-satunya sekte yang bangga dan gembira karena kitab literatur mereka yang tershahih (baca terbaik) tidak seluruh hadits yang ada di dalamnya adalah shahih, bahkan lebih banyak yang dhaif daripada yang shahih. Ini terbukti, coba anda tanya ke penganut syi’ah di sekitar anda, pasti dia berbangga dan senang bahwa kitab literatur terbaik syi’ah yaitu Al Kafi memuat banyak hadits dhaif, saya sarankan anda balik bertanya: jika kitab yang tershahih (baca tervalid) banyak dhaifnya, apalagi kitab yang dhaif, pasti lebih parah lagi.
Komparasi jumlah riwayat dari ahlulbait dalam kitab hadits Ahlussunnah dan Syi’ah

Jumlah riwayat yang ada dalam empat kitab syi’ah di atas adalah 44.000 riwayat lebih sedikit, tetapi riwayat yang berasal dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallama hanya ada 644, atau hanya sekitar 1.5 % saja. Itu saja banyak yang sanadnya terputus dan tidak shahih.

Tetapi anda akan menemukan puluhan ribu riwayat bersambung dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallama dalam kitab ahlussunnah.

Yang lebih mengherankan, dalam kitab Al Kafi yang haditsnya berjumlah 16.199, hanya ada 92 riwayat dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallama, sementara riwayat dari Ja’far As Shadiq berjumlah 9.219.

Fakta di atas menimbulkan pertanyaan di benak kita semua ?

Apakah fungsi kenabian telah berakhir setelah wafatnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallama?

Syi’ah mengaku berpegang pada ahlulbait, tapi meninggalkan riwayat dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallama sendiri.

Syi’ah mencela Umar yang melarang menulis hadits tapi syi’ah sendiri hanya menulis sedikit saja hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallama.

Sementara riwayat dari Ali bin Abi Thalib dalam empat kitab syi’ah di atas hanya berjumlah 690 riwayat, kebanyakan terputus sanadnya dan tidak shahih, sepertinya fungsi “Gerbang Ilmu” sudah diambil alih oleh orang lain, padahal yang ditunjuk oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallama untuk menjadi “Gerbang Ilmu” hanyalah Ali. Apakah Ali yang tidak melaksanakan amanat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallama atau bagaimana? Tidak ada fakta yang jelas. Tetapi tidak mungkin Ali meninggalkan amanat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallama.

Tetapi dalam sembilan kitab hadits Ahlussunnah kita temukan 1.583 riwayat dari Ali bin Abi Thalib, lebih banyak dari riwayat Abubakar yang hanya ada 210 riwayat dalam kitab hadits Ahlussunnah, lebih banyak dari Umar yang hanya ada 977 riwayat, dan lebih banyak dari Usman yang hanya ada 313 riwayat.

Sementara riwayat dari Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib yang ada dalam empat literatur utama hadits syi’ah hanya berjumlah 21 riwayat. Sementara sembilan kitab hadits ahlussunnah memuat 35 riwayat dari Hasan bin Ali bin Abi Thalib.

Empat kitab literatur utama hadits syi’ah tidak memuat satupun riwayat dari Fatimah Az Zahra, sementara dalam sembilan literatur Ahlussunnah terdapat 11 riwayat dari Fatimah.

Riwayat Imam Husein yang tercantum dalam empat literatur utama hadits syi’ah hanya berjumlah 7 riwayat saja. Sementara dalam sembilan kitab literatur hadits ahlussunnah memuat 43 riwayat dari Imam Husein.

Sedangkan jumlah riwayat dari Imam Ali Zainal Abidin, Muhammad Al Baqir dan Ja’far As Shadiq dalam sembilan kitab hadits sunni lebih banyak daripada riwayat Abubakar, Umar dan Usman. (syiahindonesia.com)