08 October 2009

Bom Lagi, Ponpes Ngruki Difitnah Lagi

Pesantren Al-Mukmin Ngruki menilai Ketua Umum Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII) Abdurrahman Assegaf melakukan fitnah besar terkait pernyataannya yang menyebut pelaku bom bunuh diri di JW Marriot adalah alumnus pesantren tersebut. Pihak Ngruki mendesak Abdurrahman meminta maaf.

Pembantu Direktur Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Ustadz Sholeh Ibrahim, mengatakan di daftar induk murid dan alumni pesantrennya tidak ada nama seperti yang disebut Abdurrahman Assegaf.

Sebelumnya Abdurrahman mengatakan bahwa pelaku bom di Hotel JW Marriott bernama Nurhasbi alias Nuri Hasdi alias Nur Sahid asal Temanggung Jateng, yang disebutnya sebagai alumnus Ngruki seangkatan dengan Asmar Latin Sani, pelaku bom di kedutaan Marriot jilid pertama beberapa tahun silam.

"Di buku induk tidak ada tiga nama yang disebut Abdurrahman itu. Saya mantan kepala KMI (Kuliyatul Mualimin al-Islamiyah, program yang ditempuh Asmar di Ngruki -red), saya ingat teman seangkatan Asmar, tapi tidak ada yang bernama itu," ujar Ustadz Sholeh kepada wartawan, Ahad (19/7/2009).

Sholeh memaparkan salah satu teman seangkatan Asmar adalah Abdul Hadi yang tewas tertembak dalam penyergapan polisi di Wonosobo beberapa waktu lalu. Namun tidak ada yang bernama Nurhasbi atau Nuri Hasdi maupun Nur Sahid.

Ustadz Sholeh jutsru menyebut Abdurrahman Assegaf melakukan fitnah karena telah menyebarkan kabar tidak benar. Dia juga mempertanyakan latar belakang Abdurrahman serta motivasinya menyebarkan kabar tersebut kepada publik tanpa terlebih dulu mencari tahu kebenaran.

"Abdurrahman Assegaf itu siapa, kami tidak kenal. Tiba-tiba dia muncul dengan kepala diikat-ikat sorban putih lalu ngomong ini itu tanpa dasar. Ini jelas fitnah besar. Apa pula motivasi dan kepentingan dia membeberkannya kepada publik. Kalau memang niatannya baik, silakan datang kemari," ujar beliau.


Ustadz Sholeh Ibrahim berharap Abdurrahman bersedia mencabut pernyataan yang dianggapnya sebagai fitnah tersebut. Selanjutnya Abdurrahman juga harus meminta maaf kepada Ponpes Al-Mukmin Ngruki sebagai lembaga pendidikan yang terganggu atas pernyataan Abdurrahman yang dinilai menyesatkan itu.

"Jika itu tidak dilakukan bisa saja kami mengambil langkah-langkah yang kami anggap tepat untuk menjaga nama baik lembaga. Keputusannya nanti setelah kami mengadakan rapat dengan seluruh pimpinan pondok. Saat ini direktur pondok masih ada acara di Jakarta," ujar Sholeh Ibrahim tegas.