12 October 2009

Mahasiswi Mesir Tolak Larangan Cadar



Para mahasiswi di institusi pendidikan pemerintah tingkat tinggi menolak pelarangan pemakaian cadar (niqab) di lingkungan kampus di Mesir.

"Saya tidak paham sudut pandang mereka," tutur Heba, seorang mahasiswi di Universitas Kairo kepada AFP, setelah dilarang masuk kampus asrama wanita karena mengenakan cadar.

Dia menyatakan bahwa pelarangan cadar yang belum dilarang secara resmi telah di Justifikasi oleh sekelompok orang.

"Jika itu untuk keamanan, kami bisa menyingsingkan cadar untuk keamanan dan menunjukkan pada mereka kartu identitas kami."

Seorang mahasiswi yang lain mengatakan bahwa mereka dihentikan saat mulai memasuki gerbang kampus karena mereka mengenakan cadar.

Beberapa mahasiswi telah menulis aduan resmi dan akan disampaikan kepada pihak kampus.

"Dari sudut pandang aparat keamanan, cadar bukanlah masalah bagi kami," kata salah seorang penjaga gerbang yang diperintah untuk melarang mahasiswi bercadar masuk kampus kepada AFP tanpa mau disebutkan namanya.

"Mereka akan menunjukkan wajahnya saat diminta. Saya sangat terkejut dengan keputusan itu. "Jika anda ingin tahu alasannya, tanya menteri pendidikan."

Namun seorang juru bicara kementrian pendidikan membantah adanya pelarangan seperti itu. "Sama sekali tidak ada pelarangan terhadap mahasiswi yang mengenakan cadar," tutur Adli Reda kepada AFP.

Menurutnya, perintah untuk menunjukkan wajah bagi mereka yang bercadar adalah untuk identifikasi saja.

Sementara itu, Hossam Bahgat, aktivis HAM di Mesir mengatakan bahwa pihaknya telah menerima aduan mengenai pelarangan mahasiswi bercadar di komplek Universitas Kairo. Menurut berbagai pendapat analis, mereka yakin bahwa pelarangan ini tidak semata-mata karena alasan keamanan,

"Ada tren sekuler di pemerintahan dan cadar bertentangan dengan hal itu" ujar Diaa Rashwan, seorang ahli politik Islam terkenal di Mesir di Ahram Centre for Political and Strategic Studies, salah satu lembaga penelitian sosial di Mesir pada AFP.

Kebanyakan muslimah di Mesir memakai jilbab. Dan jumlah yang memakai cadar diantara mereka semakin bertambah dari hari ke hari. Anehnya, peningkatan ini justru ikut meningkatkan pula kekhawatiran pemerintah.

Kementerian Keagamaan Mesir bahkan telah menyebarkan booklet-booklet di masjid-masjid yang isinya menentang penggunaan cadar. Sementara di Departemen Kesehatan juga ingin melarang penggunaan cadar oleh para dokter dan perawat wanita.


Sebelumnya pernyataan kontroversial telah diucapkan oleh pemimpin Universitas Al Azhar, Sheikh Mohamed Sayyed Tantawi yang berjanji melarang penggunaan cadar di berbagai lembaga pendidikan yang berafiliasi dengan Al Azhar.

Kebijakan Mesir dan Al Azhar yang selama ini dianggap sebagai salah satu kiblat keislaman di dunia berpotensi akan menyulut kebijakan serupa di negara-negara lainnya termasuk Indonesia. (muslimdaily.net)