15 August 2010

Habis Menangkap Ba'asyir

Kapolri Menghilang, Kemanakah Gerangan ??


Acara pelantikan dan serah terima jabatan perwira tinggi di jajaran institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) hari ini kacau. Acara sertijab urung dilaksanakan. Kapolri tiba-tiba hilang secara misterius.

Awalnya, acara sertijab akan dimulai pukul 09.00 WIB di Rupatama Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel, Jumat (13/8/2010). Rencananya, Kapolri akan menjadi inspektur upacara sertijab. Namun, hingga siang hari, Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri (BHD) belum kelihatan hingga dilakukan penundaan. Kadivhumas Polri Irjen Pol Edward Aritonang menjelaskan kalau acara sertijab ditunda.

"Ditunda karena Kapolri dan Wakapolri ada tugas luar," ucap Edward yang saat itu harusnya menyerahkan jabatannya kepada Brigjen Iskandar.

Dugaan sebelumnya, Kapolri menghilang karena dipanggil atasannya, Presiden RI, SBY. Tidak ada yang bisa menghentikan aktivitas Kapolri selain Presiden SBY. Diduga, SBY sengaja memanggil Kapolri karena tidak setuju dengan mutasi yang telah ditetapkan Mabes Polri. "Logikanya, siapa yang bisa menghentikan aktivitas Kapolri. Hanya Presiden," kata Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, Jumat (13/8/2010).

Kabar itu pun diamini oleh Wakadiv Humas Mabes Polri. "Terkait penundaan sertijab memang tadi pagi Pak Kapolri berhalangan karena ada kegiatan rapat dengan Bapak Presiden," ujar Wakadiv Humas Mabes Polri Kombes Pol I Ketut Untung Yoga Ana di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (12/8/2010).

Sayangnya, keterangan resmi dari Mabes Polri dibantah mentah-mentah oleh Menko Polhukam dan Jubir Istana Presiden. Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto tidak melihat Kapolri dipanggi di Istana oleh Presiden. Rapat di Istana dengan Presiden hari ini cuma membahas finalisasi naskah pidato Presiden pada 16 Agustus di DPR.

"Saya nggak tahu. Saya dipanggil dalam rangka persiapan finalisasi naskah pidato beliau (Presiden), dengan Menkeu, Bappenas, Menteri Perekonomian untuk pidato beliau besok tanggal 16," kata Djoko.

Pihak istana melalui Juru Bicara Presiden Julian Adrian Pasha juga membantah keterangan Edward dan Yoga Ana. Julian memastikan tidak ada pertemuan SBY dengan Kapolri. SBY hanya memanggil sejumlah menteri untuk membahas persiapan pidato kenegaraan 16 Agustus.

"Tidak benar berita yang mengatakan Kapolri di panggil Presiden. Dari pagi, Presiden di kantor Presiden. Tidak ada pertemuan dengan Kapolri," kata Julian di Istana Negara.

Presidium Indonesia Police Watch (IPW) menduga menghilangnya Kapolri karena alasan mutasi 5 pati yang terindikasi memiliki rekening gendut. Namun Neta tidak menyebut siapa jenderal Polri yang memiliki rekening gendut yang mendapat promosi dalam gerbong mutasi kali ini. Yang jelas, lima perwira tinggi yang seharusnya dilantik Kapolri pagi tadi adalah:
  1. Irjen Soenarko sebagai Deputi Operasi Kapolri menggantikan Irjen S Wenas
  2. Brigjen Iskandar Hasan sebagai Kadivhumas Polri menggantikan Irjen Edward Aritonang
  3. Brigjen Muji Waluyo sebagai Kadivbinkum menggantikan Irjen Badrodin Haiti
  4. Brigjen Robert Aritonang sebagai Kadivtelematika menggantikan Irjen Yudi Sus Hariyanto
  5. Irjen Uid Sus Hariyanto sebagai Delog Mabes Polri menggantikan Irjen Joko Sardono.

Kapolri Belum Terlihat di Acara Buka Bersama SBY

Dalam acara buka bersama Presiden SBY pun, Kapolri juga belum terlihat hadir. Nama Kapolri sempat disebut-sebut dalam acara yang digelar di Istana Negera, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (13/8/2010) sekitar pukul 16.30 WIB. "Kapolri sudah datang belum?" kata seorang anggota Paspampres kepada rekannya.

Meski acara sudah dimulai, Kapolri belum ada di kursi barisan undangan. Padahal, Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono telah hadir di acara tersebut. SBY mengenakan batik warna coklat dan Ibu Ani memakai kerudung warna coklat. Demikian pula dengan Wapres Boediono dan Ibu Herawati juga sudah hadir di lokasi. Boediono terbalut batik warna coklat dan Ibu Herawati memakai kerudung warna putih.

Sekitar 100 veteran yang mayoritas mengenakan batik sudah datang memenuhi meja undangan. Acara ini juga dihadiri sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II antara lain Menkominfo Tifatul Sembiring, Menag Suryadharma Ali, Menko Kesra Hatta Rajasa, Menteri Kelautan Fadel Muhammad, Mensos Salim Segaf Aljufri. Dalam awal sambutannya, SBY mengucapkan hormat dan penghargaan kepada tamu yang hadir. SBY menyebut Panglima TNI dan Kapolri.

Namun entah kenapa, Wakadiv Humas Mabes Polri Kombes I Ketut Untung Yoga Ana mengatakan, Kapolri memang sedang beracara dengan Presiden. Namun Untung mengaku tidak mengetahui pasti apa agenda pertemuan itu.

“Hilangnya” Kapolri Pasti Ada Urusan Penting Terkait Institusi

Hingga sore hari, belum juga ada kepastian di mana keberadaan Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri (BHD). Istana sudah membantah keterangan Polri. Jadi di mana Kapolri saat ini? "Ini pasti ada urusan yang penting, yang besar sampai pelantikan ditunda," kata pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar di Jakarta, Jumat (13/8/2010).

Isu beredar, Kapolri bukan ke Istana, melainkan ke Cikeas bertemu orang kepercayaan presiden. Pertemuan salah satunya dikabarkan menyangkut suksesi di tubuh kepolisian. Namun sumber resmi membantah isu ini. Bambang juga enggan berspekulasi mengenai kabar ini. "Pastinya tentu ini ada tugas menyangkut kepentingan institusi. Kapolri menunda pelantikan tentu karena urusan institusi, wajar seorang pimpinan memilih prioritas," imbuhnya.

Apa artinya pelantikan kurang penting? "Pelantikan itu kan urusan internal, bisa dilakukan lain waktu. Nah kemudian mungkin ada urusan yang jauh lebih penting," imbuhnya.

Dia meminta, mengenai keberadaan Kapolri ini sebaiknya berpegang kepada pernyataan Divisi Humas Polri. Jadi tidak menjadi polemik. "Ya Humas Polri kan corong Polri, kita pegang saja pernyataannya," papatnya.

Kapolri Dipanggil SBY Terkait Rekaman Ade-Ari?

Beberapa hari ini, Kapolri memang sering dikritik keras oleh para aktivis anti korupsi dan sejumlah kelompok masyarakat. Kapolri dinilai telah membohongi publik karena menyebutkan ada rekaman percakapan Ari-Ade, meski akhirnya ditegaskan oleh Kabareskrim Komjen Ito Sumardi bahwa Polri tidak memiliki rekaman, melainkan Call Data Record (CDR).


Kapolri Sakit?

Sementara di kalangan pergerakan Islam, hilangnya Kapolri ditanggapi gembira oleh kalangan pendukung ABB. Mereka senang dan mendoakan agar BHD hilang saja selamanya.

"Semoga hilangnya itu karena sakit atau azab yang ditimpakan kepadanya," ujar seorang pendukung ABB saat ditemui di Solo.

"Biar tahu rasa dia jika itulah konsekuensi menzolimi seorang kyai (Ba'asyir_red). Doa orang terzolimi sifatnya mudah terijabah," tambahnya.

Jadi, dimanakah sebenarnya Kapolri berada? Benarkah ia di azab sebagaimana doa para aktivis Islam Solo? Mengingat semua institusi menyatakan tidak melihat Kapolri. (muslimdaily.net)

***

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada Thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: "Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna." Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. QS. An-Nisaa': 60-63

Yang selalu memusuhi Nabi dan kaum Muslimin. Termasuk Thaghut juga:
1. Syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah.
2. Orang yang menetapkan hukum secara curang menurut hawa nafsu.