Wikileaks Bongkar Rahasia Umum SBY
Presiden SBY menyalah gunakan kekuasaan dan secara pribadi
mempengaruhi jaksa dan hakim untuk melindungi tokoh-tokoh politik korup.
Penggunaan Badan Intelijen Negara BIN oleh SBY untuk memata-matai musuh
politik dan menteri senior, seperti dibongkar oleh Wikileaks dan
disorot media Australia, bukan hal baru. Itu semua mempertegas
pengamatan para pakar politik. Demikian Indro Cahyono pengamat militer
dan intelijen menanggapi pemberitaan di koran Australia, The Age dan Sydney Morning Herald.
Indro Cahyono (IC) : Campur tangan lembaga
peradilan sudah rahasia umum. Campur tangan itu antara lain menunjuk
orang-orang dia/SBY. Jadi campur tangan itu pasti. Yang kedua,
penggunaan operasi intelijen untuk mengawasi lawan-lawannya itu justru
dikatakan SBY sendiri, beberapa kali. Pada waktu itu di Jakarta Fair
mengevaluasi hasil pemilu, SBY sendiri mengatakan bahwa kemenangan
pemilu disebabkan oleh apa yang disebut dengan Operasi Senyap. SBY
mengatakan Silent Revolution. Itu jelas bagi pengamat militer
dan intelijen, SBY menggunakan operasi intelijen untuk memenangkan
pemilu tahun 2009. Itu jelas.
Kalau untuk pemilu saja menggunakan operasi intelijen maka pasti
untuk mengawasi lawan-lawannya dia akan mengerahkan atau menggunakan
aparat yang sama. Itu saya kira begitu. Apa yang dikemukakan oleh
Wikileaks bagi kita bukan hal yang tidak kita ketahui, kita tahu persis.
Tapi sekarang mendapat konfirmasi atau pembuktian yang lebih jelas.
Negara Amerika sendiri rupanya mengetahui juga hal itu.
Jadi ini menambah kepastian kepada kita agar tidak ragu-ragu bahwa SBY melakukan "abuse of power"
(penyalah gunaan kekuasaan, red) menggunakan segala kedudukan atau
kewenangannya untuk kepentingan pribadi. Ini memperjelas dan meyakinkan
kita dan sebenarnya kalau sudah yakin tidak ada alasan lagi untuk
melakukan impeachment pada presiden.
Data Kredibel
Radio Nederland (RNW) : Ketua fraksi Parta Demokrat Muhammad Jafar Hafsah di DPR-RI hari Jum'at (11/3) mengatakan, motif pemberitaan di koran The Age dan Sydney Morning Herald adalah untuk mendiskreditkan SBY.
IC : Kalau koran barangkali dia bisa mengatakan mendiskreditkan atau bukan. Tapi data Wikileaks itu sangat kredibel bagi pengamat politik di Indonesia karena data-data itu adalah data-data yang dibongkar dari hubungan diplomatik resmi jadi formally antara G to G (antar pemerintah) di semua negara. Jadi silahkan pembantu presiden atau ketua Partai Demokrat mengatakan bahwa ada motif mendiskreditkan.
Radio Nederland (RNW) : Ketua fraksi Parta Demokrat Muhammad Jafar Hafsah di DPR-RI hari Jum'at (11/3) mengatakan, motif pemberitaan di koran The Age dan Sydney Morning Herald adalah untuk mendiskreditkan SBY.
IC : Kalau koran barangkali dia bisa mengatakan mendiskreditkan atau bukan. Tapi data Wikileaks itu sangat kredibel bagi pengamat politik di Indonesia karena data-data itu adalah data-data yang dibongkar dari hubungan diplomatik resmi jadi formally antara G to G (antar pemerintah) di semua negara. Jadi silahkan pembantu presiden atau ketua Partai Demokrat mengatakan bahwa ada motif mendiskreditkan.
Yang dilakukan kedua koran Australia itu adalah mengungkapkan
kebenaran ketika koran-koran di tanah air sudah diancam oleh sekretaris
kabinet Ipu Alam kemaren. Jadi sekarang semacam solidaritas pers, ketika
pers dalam negeri sudah tidak berkutik media massa luar negeri mencoba
mengungkapkan hal itu di luar negeri.
Terus terang, SBY di Indonesia memasung pers lebih dari pada presiden-presiden yang lain. Mereka menggunakan ancaman segala.
RNW : Mantan menteri sekretaris negara Yuzril Ihza
Mahendra mengatakan tidak terkejut mendengar pemberitaan di koran
Australia itu tetapi ia menyesalkan apa yang dilakukan SBY terhadap
dirinya.