Jakarta - Pengamanan di sekitar Gedung DPR/MPR/DPD sangat ketat menjelang pidato kenegaraan Presiden SBY, Senin (16/8/2010). Tak kurang dari tiga tank dan dua helikopter dalam posisi siaga. Ada pula water canon dan mobil unit pemadam kebakaran. Tak hanya petugas keamanan dalam DPR dan pasukan pengamanan Presiden (paspampres), pengamanan juga diperkuat tentara dari kesatuan khusus.
Tank pertama diletakkan di gerbang utama pintu belakang. Sedangkan tank kedua diletakkan di tempat parkir mobil tamu di sisi selatan gedung parlemen. Tank ketiga diletakkan di depan ruang nusantara I. Sementara, water canon dan mobil pemadam diletakkan di pintu gerbang utama yang menghadap Jl Gatot Subroto. Di setiap lokasi, personil pengamanan nampak berwarna-warni, mulai dari keamanan dalam DPR, Paspampres, dan tentara.
Selain peralatan dan personil, prosedur pengamanan juga lebih ketat. Pengguna motor tak diperkenankan masuk ke kompleks gedung rakyat, jika tak menggunakan ID khusus atau ID pegawai. Antrean panjang terjadi, karena tidak setiap pengguna motor sudah mengenakan ID. Sebagian wartawan juga harus menunggu ID yang dibawa rekannya.
Dengan alasan pengamanan yang sama, pengguna angkutan umum dari arah Jl Gatot Subroto tak lagi bisa turun di halte di depan gedung parlemen. Mereka harus turun di halte gedung Manggala Wahana Bhakti milik Departemen Kehutanan, sekitar 300 meter dari gedung parlemen. Mereka yang menuju gedung parlemen masih harus berjalan memutar melewati gerbang belakang.
Tiba di gedung parlemen, belasan wartawan pun harus gigit jari tak bisa memasuki ruang sidang utama. Pasalnya, mereka mengenakan celana berbahan jeans. Mereka ‘lupa’ bahwa aturan kepresidenan melarang wartawan berpakaian berbahan jeans saat meliput presiden. Aturan ini berlaku di lingkungan istana, tapi kerap menjadi persoalan ketika presiden hadir di tempat lain, termasuk gedung parlemen yang tak menempatkan wartawan di satu lantai dengan presiden. (republika.co.id)
***
Terlalu berlebihan, rupanya takut sama bayang-bayang dosa kezholimannya sendiri. Masih belum sakarotul maut & jadi mayat, sudah ketakutan ruarr biasa, kasihan sekali...