Polri Monitoring Situs Freeabb.com
Jakarta - Pasca penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, gelombang dukungan pembebasan dari umat Islam banyak terkonsentrasi melalui situs freeabb.com. Mabes Polri pun mengaku telah mengetahui adanya gerakan “Bebaskan Abu Bakar Ba'asyir (Free ABB)” di internet. Saat ini kemunculan gerakan itu terus dimonitoring Polri.
"Tentu kita ambil langkah-langkah dan monitor dan koordinasi untuk menyikapi apa yang masuk dan tertuang dalam media itu," kata Wakadivhumas Polri Kombes Untung Yoga Ana di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel, Jumat (13/8/2010).
Menurut Yoga, Polri memang tidak bisa mengatur dan mengendalikan gerakan sosial seperti itu. Apalagi, gerakan itu muncul di dunia maya. "Memang kita tidak bisa mencegahnya," imbuhnya.
Gerakan meminta pembebasan Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir muncul di internet. Melalui freeabb.com pendukung Ba'asyir menggalang kekuatan. Selain melalui situs freabb.com, muncul juga gerakan di facebook bernama Freedom and Support Ustadz Abu Bakar Ba'asyir (ABB).
Situs freeabb.com ini berisi tulisan-tulisan dari sejumlah mantan dan murid ABB di Ponpes Ngruki. Hingga tulisan ini dibuat, pengunjung situs ini, freeabb.com, sudah mencapai perharinya sudah mencapai 73.366 pengunjung.
Tidak kalah ramai juga Facebook Freedom and Support Ustadz Abu Bakar Ba’asyir (ABB) sudah mencapai 14.890 penggemar dan insyaALLAH akan terus meningkat.
Nasir Abbas: Bisa Memicu Kemarahan dan Pembalasan
Sementara itu menanggapi penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dan adanya situs freeabb.com, mantan pimpinan Jamaah Islamiyah (JI) Nasir Abbas meyakini penahanan Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir akan memunculkan aksi teror yang lain. Para pengikutnya dikhawatirkan akan memunculkan pembalasan.
"Saya melihat ini bisa memicu kemarahan, yang menganggap aparat sembarangan. Bisa saja mereka melakukan sikap pembalasan," kata Nasir, Jumat (13/8/2010).
Dia menilai, penahanan Ba'asyir juga tidak akan menyurutkan pergerakan kelompok-kelompok yang menjadikan Ba'asyir pemimpin. "Ini tidak akan membuat berhenti," imbuhnya.
Dia menjelaskan, pengganti Ba'asyir pun akan segera dicari. Sosoknya tentu yang kritis dan berani melawan pemerintah. "Kita lihat saja siapa yang paling keras bersuara antipemerintah. Dahulu Ba'asyir dijadikan panutan karena dia berani melawan Soeharto saat orde baru," terangnya.
Lalu bagaimana agar aksi kelompok ini bisa diredam, dirangkul agar tidak melakukan teror? "Tidak sulit kalau ada program yang rutin, ada perhatian meluruskan paham, dan diajak bicara. Mereka ini tidak anti hukum sekuler, mereka masih menggunakan hukum sekuler, misalnya masih menggunakan banding, menggunakan pengacara," tutupnya.
Semua Tuduhan Polisi Untuk Melemahkan Umat Islam
Sementara itu, tuduhan polisi bahwa Ustadz Abu Bakar Baasyir sebagai teroris hanya mengada-ada dan bagian dari skenario untuk melemahkan kelompok muslim yang memperjuangkan syariat Islam.
Demikian penilain tokoh Islam kharismatik Ustadz Hasyim Yahya dalam perbincangan, Jumat (13/8). “Itu sudah jelas (ada skenario besar itu),” ujar Ustadz Hasyim.
Dia merujuk pada negara-negara Barat yang menggunakan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai kendaraan untuk menindas kelompok Islam. Hasyim menengarai Barat tidak ingin tampilnya kelompok Islam di tampuk kepemimpinan.
Menurut Ustadz Hasyim, dari dulu Ustadz Abu Bakar Baasyir dikenal sangat konsisten dalam menyampaikan dakwah menyerukan agar kaum muslim kembali ke syariat Islam. Dia mengungkapkan, Ustadz Abu Bakar Baasyir yang dikenalnya sejak awal 1970-an itu sangat sederhana. Saat diundang berdakwah, mantan pemimpin Jemaah Islamiyah yang belakangan memimpin Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) itu pun bersedia tidur di atas tikar.
“Dari dulu kita bicara apa? Merobohkan negara ini? Tidak! Kita berbicara bagaimana menyebarkan Islam. Apakah itu salah?” tanya Ustadz Hasyim.
Menurut Hasyim, Ustadz Abu Bakar Baasyir dikenal ahli fiqih dan syariah (hukum Islam) sehingga dakwahnya tidak lepas dari materi tentang syariah Islam. “Memang beliau getol; memperjuangkan syariat Islam. Pertanyaannya, apakah salah jika orang Islam memperjuangkan Syariat Islam?” (voa-islam.com)