Oleh : Satrio Arismunandar
Terlepas dari apakah rusaknya dubur Noordin itu memang benar apa adanya atau hasil rekayasa pihak tertentu, kasus dubur Noordin ini seharusnya tidak patut dibuka ke publik.Hal-hal yang menyangkut dubur itu adalah urusan privat Noordin atau keluarga Noordin, bukan urusan publik, dan tidak ada hubungannya dengan terorisme
Namun, dari sudut pendekatan ilmu propaganda, memang soal dubur ini "harus dibocorkan" ke publik dan media, meski (telah diakui oleh Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Nanan Sukarna sendiri) hal itu melanggar etika kedokteran.
Manfaat "Pembocoran" info ini adalah:
1. Menghancurkan image atau anggapan sebagian kalangan bahwa Noordin adalah Muslim yang taat. Dengan terbukanya "aib" ini, martabat dan pribadi Noordin telah dihinakan dan direndahkan sedemikian rupa sehingga bahkan keluarga Noordin pun akan sangat malu terhadapnya.
2. Statusnya sebagai "pejuang Islam" atau "musuh imperialis Amerika" juga rusak. Padahal status, martabat dan gengsi sebagai "mujahid" semacam itulah yang digunakan Noordin untuk merekrut pengikut dan pendukung.
3. Merusak semangat/mental kelompok atau kalangan yang dipandang saat ini masih menjadi pendukung atau simpatisan Noordin dkk. Dengan lemahnya semangat, maka "perjuangan" mereka untuk meneruskan aktivitas Noordin juga akan melemah.
4. Menimbulkan perpecahan di kalangan pendukung/simpatisan Noordin dkk, sehinga memudahkan untuk meredam perlawanan atau aktivitas mereka.
Yah, ini sekadar analisis murahan dari pengamat yang kerjanya cuma nongkrong di emperan jalan (bukan dari para pengamat intelijen top yang sering dikutip media massa).....
Refleksi : Mengapa dubur Noordin rusak, ada yang merusakkan atau sengaja dirusakan?
Nanan: Soal Dubur Noordin Seharusnya Dirahasiakan
JAKARTA, bangkapos.com — Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Nanan Sukarna menyayangkan sikap tim kedokteran yang membeberkan hasil pemeriksaan terhadap jenazah Noordin M Top.
Sebelumnya, tim kedokteran, melalui ahli forensik Mun'im Idris mengatakan, terdapat kelainan pada bagian dubur jenazah Noordin.
"Saya tidak tahu soal itu. Tapi rahasia kedokteran seharusnya itu dirahasiakan. Ada kode etiknya. Itu kan visum et repertum," kata Nanan, Rabu (30/9), di Mabes Polri.
Ia menegaskan, yang mengetahui secara persis kondisi fisik jenazah adalah tim kedokteran. "Ya yang tahu itu kan dari DVI, dokter, dan forensik," ucapnya.
Ia juga meminta agar permasalahan mengenai kondisi fisik jenazah dikonfirmasikan langsung dengan tim kedokteran karena Polri merupakan penyidik yang tidak berhubungan langsung mengenai pemeriksaan jenazah secara fisik. "Harus dibedakan. Ada yang menjadi bagian penyidik, ada yang menjadi bagian kedokteran," pungkasnya.
Ahli Forensik: Dubur Noordin Rusak
JAKARTA, bangkapos.com — Inilah kabar terbaru dari jenazah gembong teroris nomor wahid, Noordin M Top, yang kini telah terbujur kaku di RS Polri Soekamto, Jakarta. Ahli forensik Universitas Indonesia dr Mun'im Idris mengatakan, ada dugaan bahwa dubur Noordin mengalami kerusakan. "Iya, di dubur Noordin ada kerusakan," ungkapnya, Rabu (30/9) di Jakarta.
Secara terpisah, kriminolog UI, Adrianus Meliala, mengatakan, ada dugaan sementara bahwa kerusakan pada dubur Noordin Moh Top tersebut disengaja. Namun, Adrianus menekankan bahwa hal ini adalah dugaan sementara.
Pakar kriminolog tersebut mengatakan, kondisi jenazah Noordin telah membeku sehingga menyulitkan dokter forensik memeriksa secara langsung. Baik Mun'im maupun Adrianus, Rabu siang ini, mengunjungi RS Polri untuk melihat jenazah Noordin. Kamis esok, jenazah Noordin dijadwalkan dipulangkan ke Malaysia.
Forensik Temukan Kelainan di Tubuh Jenazah Noordin
JAKARTA, bangkapos.com — Seusai memeriksa kondisi jenazah Noodin M Top, Rabu (30/9), ahli forensik Universitas Indonesia dr Mun'im Idris menyatakan mendapati ada kelainan di tubuh gembong teroris asal Malaysia yang paling dicari polisi itu. Akan tetapi, Mun'im tak mau menyebutkan apa kelainan itu.
"Saya konfirmasi soal kelainan yang ditemukan dalam tubuh Noordin. Namun, ini wilayahnya Polri, bukan wilayahnya UI. Jadi saya tidak bisa ngomong," kata Mun'im yang sangat akrab dengan wartawan itu.
Sebelumnya, Kepala Polri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri sudah memastikan bahwa salah satu orang yang tewas dalam penggerebekan di Jebres, Surakarta, tanggal 17 September silam adalah Noordin M Top. Hasil itu dikuatkan oleh kesamaan DNA dan sidik jari.
Mun'im memastikan, hasil pemeriksaan terkait kelainan itu bisa diketahui dua sampai tiga hari mendatang. "Soal kelainan itu urusan teknis. Hasilnya nanti dua-tiga hari lagi," tambahnya.
Mun'im bersama tim forensik UI berada di Rumah Sakit Polri RS Soekanto sejak pukul 11.30 sampai 12.20. Kedatangannya atas undangan Mabes Polri.
Kepala RS Polri Brigjen Pol Aidy Rawas tidak bisa memberikan konfirmasi soal kelainan yang dimaksud Mun'im. "Tanya yang bersangkutan dong. Nanti saya salah ngomong lagi," tutupnya.