18 November 2009
Aneh, Meminta Hujan dengan Menggelar Karapan Sapi
Sumenep, Madura - Lama tak turun hujan berdampak pada kehidupan warga Madura Jawa timur. Berbagai cara dilakukan agar hujun segera turun, tidak perduli dibenarkan oleh ajaran agama atau tidak. Misalnya dengan menggelar karapan sapi sebagaimana yang dilakukan warga Desa Juruan Laok, Kecamatan Batuputih, Sumenep, Madura.
Syariat Islam telah memberikan tuntunan bila terjadi kemarau panjang atau dibutuhkan hujan untuk hajat tertentu. Yaitu dengan melaksanakan shalat Istisqa’. Shalat Istisqa’ ini dilakukan secara berjama’ah, dipimpin oleh seorang imam. Shalat Istisqa’ dilaksanakan dalam dua raka’at, setelah itu diikuti oleh khutbah oleh seorang khatib.
Istisqa (meminta hujan) juga bisa dilakukan dengan hanya berdoa di mana dan kapan saja, dengan suara nyaring atau pelan. Bisa juga dengan menambah doa Istisqa’ (meminta hujan) pada khutbah Jum’at yang diamini oleh jama’ah.
Berbeda dengan cara yang dilakukan di Sumenep, Madura, meminta hujan dengan menggelar karapan sapi di lapangan desa setempat. Karapan sapi kali ini berbeda dengan lomba yang biasa dilakukan saat perebutan piala bergilir Presiden RI.
Setiap pemilik karapan sapi dilepas dari garis start tanpa diadu di lapangan sepanjang 100 meter. Setelah itu secara bergantian dengan memperkenalkan maksud dan tujuan kepada penonton. Para pemilik sapi menari bersama dengan iringan musik saronen.
Di sela-sela menari bersama itulah permohonan hujan diucapkan dengan menggunakan bahasa Madura. Ritual itu berlangsung sekitar 5 jam dan sebagai pamungkas dari ritual itu sapi diadu tanpa hadiah.
"Karapan sapi milik warga ini tanpa dilomba. Tujuannya memohon agar cepat hujan," kata Ridwan di lapangan Desa Juruan Laok, Sumenep, Sabtu (7/11/2009).
Ritual khusus mengharap hujan, sambungnya, marak dilakukan pemilik sapi karapan setiap tahun bila sampai November tidak turun hujan. "Ini budaya yang dipertahankan warga di sini," pungkasnya.
Ritual budaya warga Sumenep, Madura dalam meminta hujan jelas berbeda dan bertentangan dengan tuntunan Islam. Dan seorang muslim harusnya mencukupkan diri dengan ajaran agamanya sebagai bentuk realisasi radlitu islama dienan (aku ridla Islam sebagai agama yang mengatur hidupku). (voa-islam.net)