*****
Israel Tetap Berbisnis di Indonesia
Rabu, 19 Agustus 2009 pukul 20:00:00
Rabu, 19 Agustus 2009 pukul 20:00:00
Jakarta - Israel tetap membuka hubungan bisnis dengan Indonesia, meskipun tidak membuka kamar dagangnya secara resmi.
''Mereka tetap melakukan investasi ke Indonesia, namun dengan menggunakan pihak ketiga,'' ujar Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), MS Hidayat, Rabu (19/8)
Menurut Hidayat, Kadin sudah beberapa kali bertemu di forum-forum internasional dengan delegasi dagang Israel. Mereka mengaku sulit untuk melakukan investasi di Indonesia. Mereka kemudian menggunakan pihak ketiga, yakni pengusaha Amerika Serikat dan Singapura. ''Misalnya untuk IT dan pertanian mereka kan maju, namun sulit melakukan pengembangan jaringan secara langsung,'' cetusnya.
Pada dasarnya, kata Hidayat, Israel ingin diperlakukan seperti Taiwan. Meskipun tidak mempunyai hubungan diplomatik, tetapi kamar dagangnya tetap berdiri di Indonesia. Namun ada hal yang harus diingat, lanjut dia, Taiwan sudah mempunyai hubungan cukup lama. Taiwan menempati posisi keenam sebagai investor terbesar di Indonesia. ''Di Cina saja, mereka menanamkan hingga 100 miliar dolar AS. Apalagi Taiwan pun tidak memiliki gangguan secara politis dengan Pemerintah RI,'' jelasnya.
Pihaknya, ujar Hidayat, secara garis besar tidak masalah melakukan hubungan dengan Kamar Dagang Israel. Namun ini harus didahului dengan perdamaian di Kawasan Timur Tengah. ''Kami tidak permasalahkan. Sebagai chamber ke mana saja. Tapi jangan menimbulkan dampak politik,'' tegasnya. (republika.co.id)
*****
Kadin Rayu Pengusaha Israel
Kamis, 20 Agustus 2009 | 11:33 WITA
Kamis, 20 Agustus 2009 | 11:33 WITA
Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) MS Hidayat berharap pengusaha-pengusaha Israel menginvestasikan dana di Indonesia tidak lagi melalui pihak ketiga. Harapan ini muncul bila hubungan diplomatik Indonesia dan Israel terjalin, dan perdamaian di Timur Tengah tercapai.
"Kalau tiba-tiba situasi sudah damai, dan pemerintah sudah melakukan hubungan diplomatik, saya akan mengajak masuk mereka ini," ujar MS Hidayat usai mengikuti sidang kabinet paripurna khusus DPD RI di Jakarta, Rabu (19/8).
Menurut Hidayat, pengusaha-pengusaha Israel dikenal mempuni di bidang teknologi informasi, dan juga teknologi pertanian.
"Teknologi tersebut saat ini sangat kita butuhkan, tapi kita ada kendala politik. Jadi akhirnya mereka berjalan, atau berinvestasi secara tidak langsung," ungkapnya.
Hidayat menambahkan, pengusaha-pengusaha Israel menggunakan tangan kanannya di Amerika Serikat dan Singapura untuk berinvestasi di Indonesia.
Meski memastikan pengusaha-pengusaha Israel menggunakan pihak ketiga, Hidayat membantah, bila pengusaha-pengusaha ini membuat kamar dagang dan Industri Israel di Indonesia. "Kamar dagangnya tidak ada. Mereka tidak ada maksud membuka karena mengetahui kendala politik," urainya. (tribun-timur.com)