Umat Islam dimanapun dan kapanpun akan selalu mendapatkan gangguan dari golongan yang benci (dengki) terhadap agama yang mulia ini. Isu terorisme yang dipropagandakan oleh aparat negara maupun media massa, menampakkan kedengkian mereka dengan mengkait-kaitkan icon-icon agama ini, walau terkesan dipaksa-paksakan. Publik yang menganggap kebenaran adalah suara mayoritas, seringkali mudah sekali terpengaruh skenario permainan kaum kuffar. Kenyataan ini menunjukkan betapa tertatanya proyek permusuhan terhadap Islam wal Muslimin.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. al-Baqoroh [2] : 120).
Strategi licik pun dilakukan sedemikian rupa melalui program-program pelatihan kemiliteran hingga beasiswa, tujuannya adalah bagaimana mencuci otak (Brain Washing) aqidah al-Wala’ wal Baro’ menjadi format baru sesuai keinginan mereka. Ibaratnya, kalaupun masih bisa dilakukan oleh budak kenapa harus dilakukan juragan?.
Yaa itulah kenyataannya saat ini, dimana para serdadu negara ini maupun para pelajar bangsa ini yang notabene mayoritas Muslim justru menjadi budak-budaknya orang kafir. Lihat saja ketika juragan-juragan bule datang dari daratan Amerika mengunjungi para budak-budak dan lahan jajahannya di Indonesia, budak-budak hina tersebut begitu antusias menyambut mereka bahkan sudah dipersiapkan santri-santri kecil yang sedang melambai-lambaikan bendera Amerika. Wallohul musta’an..
Ada saja alasan yang disampaikan kepada publik, entah sebagai tamu yang sedang berkunjung ataupun adanya peluang investasi yang bisa diharapkan. Ujung-ujungnya berhenti dalam urusan duniawi saja, padahal orang kafir itu mempunyai agenda terselubung yang jauh lebih menguntungkan dan mengambil untung yang lebih besar dari apa yang kita terima dari mereka. Lihat saja PMA yang menumpang hidup di wilayah kedaulatan negara ini, sampai kapan perjanjian (kontrak) itu berakhir?. Sampai tidak ada lagi yang bisa dijarah !
Menyadari hal semua itu, patutlah bila kita memantapkan aqidah dan ilmu keislaman agar tidak mudah digoncangkan oleh manuver-manuver pemikiran orang kafir dan budak-budak hina kaum munafik yang ada ditengah-tengah kita. Jangan sampai kita bersemangat tinggi dalam menyerukan Jihad, namun belum mantap aqidah kita untuk menjadi mujahid dan menjumpai kesyahidan. Jangan sampai pula ketika sedang berlangsung pertempuran, masih ada diantara kita yang belum tahu apa itu Sholat Khouf, bagaimana tata-cara Sholat Khouf ketika pihak musuh berada di arah Kiblat maupun selain arah Kiblat. Tentu bukan saat yang tepat bila masih harus belajar tentang Sholat Khouf di saat berkecamuknya pertempuran. Karena ketidaktahuan itu, apakah seorang Mujahid lalu tidak perlu mendirikan Sholat dan berharap semata-mata kesyahidan?, Jawabnya tentu tidak !. Kalau kita saksikan para Mujahidin di Afghanistan, ‘Iraq, dan tempat lain di belahan bumi manapun milik Alloh ini, mereka mendirikan Sholat Khouf secara berjama’ah. Bagaimana dengan keseharian Sholat kita?, insya Alloh para perindu kesyahidan (mujahidin) maupun para petugas telik sandi (intelijen) yang sama-sama membaca postingan saya ini lebih khusyu’ ibadahnya karena tidak ada keberatan beban apapun dalam melaksanakannya. Amin..
Sebagai akhir dari perjumpaan kita kali ini, saya kutip sebuah hadits, bahwa Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallama pernah bersabda, yang artinya: “Inti segala urusan adalah Islam, tiang-tiang penopangnya adalah Sholat, dan puncak tertingginya adalah Jihaad”. [HR. Ahmad:5/231, at-Tirmidzi:2/103, Ibnu Majah:3973].