20 September 2009
Tentara Kafir Sinting, Hadiri Pemakaman Rekannya Dengan Gaun Perempuan
Seorang pria yang mengenakan gaun hijau limau untuk pemakaman seorang prajurit itu mengatakan bahwa dia melakukannya untuk menghormati perjanjian yang mereka buat bersama.
Barry Delaney (25) membuat sebuah kesepakatan gila dengan Kevin Pte Elliott bahwa ketika salah satu di antara mereka meninggal, maka yang seorang lainnya harus mengenakan gaun perempuan seperti itu ke pemakaman.
Pte Elliott, dari Black Watch, terbunuh saat melakukan patroli di distrik Babaji provinsi Helmand di Afghanistan pada tanggal 31 Agustus tahun ini.
Delaney, rekan Elliot yang masih hidup mengenakan gaun berwarna hijau dan kaus kaki warna merah muda menyala ke pemakaman pada hari Selasa (15/9) lalu.
Sembari melantur menggambarkan bahwa Pte Elliott merupakan 'pahlawan sejati', Delaney mengatakan bahwa dia benar-benar bangga telah mengenalnya.
Dia berkata bahwa temannya ingin dia untuk menjaga janji yang mereka buat tahun lalu.
Terlihat Konyol
"Kev seperti saudara saya - kami akan melakukan apa pun untuk masing-masing," katanya kepada surat kabar Daily Record.
"Kami mengatakan bahwa siapa pun yang meninggal lebih dahulu, yang lain harus mengenakan gaun merah muda dengan bercak hijau ke pemakaman - dan kami telah saling berjabatan atas janji tersebut."
"Semua itu adalah idenya dan semakin saya berpikir tentang hal ini, saya semakin yakin bahwa Kevin tahu ada sesuatu yang akan terjadi pada kami."
Delaney tidak mampu menemukan sebuah gaun merah muda dengan bercak hijau sehingga ia memilih satu dari Primark hijau dan kaus kaki merah muda ditambahkan untuk membuat pakaian tampak konyol.
Dia mengatakan kepada surat kabar tersebut: "Inilah yang Kev inginkan."
Ratusan pelayat menghadiri pemakaman Pte Elliott pemakaman di Gereja Saint Mary di Dundee.
Dia dimakamkan di Taman Makam Barnhill dengan diselingi iringan suara tembakan sebagai bagian dari pemakaman militer.
Pte Elliott, salibis yang terpaksa mengakhiri hidupnya di negeri mujahidin, meninggal bersama salah seorang rekannya yang berusia 40 tahunan, Sersan Stuart Millar dari Inverness.
Tampaklah, bahwa bagi para salibis ini, aksi mempermalukan diri merupakan hal yang tidak lagi dianggap tidak lumrah, bahkan sebaliknya hal tersebut sangat wajar bagi mereka. (arrahmah.com)