Assalamu'alaikum Warohmatullohi..
Belakangan ini dan bahkan saat ini ummat Islam dirongrong bahkan diguncang oleh berbagai macam aksi dan agitasi yang dilakukan oleh segelintir oknum baik dari kalangan kafirin maupun munafikin (muslim tapi tampak kedengkiannya terhadap ummat Islam).
Kepada para pembesar muslim yang saat ini memegang amanah, yang ditangannya terdapat kekuasaan untuk amar ma'ruf nahi mungkar, mengapa tidak menampakkan kepeduliaannya, keberpihakannya dalam peran-peran yang seharusnya dilakukan sebagai hamba Alloh?. mengapa sepertinya terdiam ketika kalimat Alloh direndahkan?.
Anggota Jama'ah Tabligh yang sedang Khuruj ditangkapi, pemilik Arrahmah mediadiculik dengan tuduhan yang tidak sesuai dengan awal sangkaan, Salafy dicurigai, masjid-masjid diawasi, pondok pesantren dimata-matai, belum lagi media massa terutama televisi yang senantiasa menyudutkan Islam dengan beraneka macam stigmatisasi pemberitaan.
Jika dilihat dari momentum bulan Romadhon yang mana ummat Islam berbondong-bondong berusaha memperbanyak amal sholih dan menghidupkan masjid-masjid Alloh, maka boleh jadi ada unsur-unsur keterkaitan dengan pihak Yahudi. Sebagaimana tabiat bangsa Yahudi yang tidak pernah rela terhadap ummat Islam hingga mengikuti millah mereka, juga mereka (Yahudi) akan semakin nampak kedengkiannya bilamana ummat Islam secara massif menghadiri jama'ah sholat di masjid.
Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallama pernah bersabda, yang artinya: "Sesungguhnya Yahudi adalah kaum yang dengki. Sesungguhnya mereka tidak dengki kepada kita atas sesuatu sebagaimana dalam hal Salam dan membaca "aamin".. [HR. Ibnu Khuzaimah:2/440].
Maksudnya, ketika ummat Islam sholat lalu membaca Surat al-Fatihah terutama 3 ayat terakhir yang berupa doa, mereka marah dan dengki karena semua makmum mengucapkan "aamin" (yaa Alloh kabulkanlah).
Kepada para pembesar yang mengaku muslim, hendaknya tidak mengikuti langkah-langkah yang ditempuh bangsa Yahudi yang berlindung dibalik kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat yang menghendaki perang melawan terorisme. Bagi orang kafir, musuh abadi mereka adalah Islam, sehingga definisi dan sasaran perlawanan terhadap teror adalah umat Islam. Mengapa mereka tidak membuka mata dan telinga terhadap kerusakan di muka bumi bagian 'Iraq, Afghanistan, Palestina, dll yang disebabkan hawa-nafsu dan tangan-tangan mereka sendiri?. Berapa juta sudah anak-anak menjadi Yatim, wanita-wanita menjadi Janda, orang lanjut usia terusir dan kehilangan tempat-tinggalnya?. Mengapa mereka tidak berkaca dan mengatakan bahwa "sesungguhnya akulah biangnya teroris" ?.
Ironis sekali bila kalian para pembesar "Muslim" menutup penglihatan dan pendengaran terhadap fenomena tragis yang terjadi terhadap saudara-saudara kita yang diluar Indonesia maupun yang terjadi di dalam negeri akibat tindakan Yahudi dan pengekor-pengekornya. Bukankah kalian nanti akan menghadap Alloh dan akan ditanya tentang peran kalian di muka bumi?. Sudahkah kalian mempersiapkannya sejak dini?. Tentu seruan ini ditujukan kepada para pembesar "muslim" yang masih hidup.
Janganlah kalian mengikuti langkah-langkah mereka yang hanya mengetahui urusan dunia sedangkan akhiratnya lalai. Kelebihan yang melekat pada diri mereka itu sejatinya merupakan musibah (azab) dari Alloh agar mereka terlena dengan kehidupan dunia dan mati dalam keadaan kafir. Berbeda dengan anugerah yang diberikan Alloh kepada hamba-Nya yang mukmin, kelebihan itu bermakna sebagai ujian/cobaan, yang dengan ujian/cobaan tersebut apakah mentaati Alloh ataukah justru mendurhakai-Nya. Termasuk kelebihan itu adalah berupa jabatan dan harta, seperti yang kalian genggam saat ini.
Demikan seruan ini, semoga kita senantiasa mendapat rahmat Alloh dan diselamatkan dari fitnah-fitnah duniawi sampai berjumpa dengan-Nya. Kurang-lebihnya mohon maaf.
Indonesia, 22 Romadhon 1430 Hijriyyah
al-Faruq 'Umar